Jumat, 05 Juli 2013

BOLEH TAKUT, TETAPI JANGAN PANIK

BOLEH TAKUT, TETAPI JANGAN PANIK


Oleh : Ali Suyanto Herli


 
 MANUSIAWI
Manusia dalam kehidupannya sudah pasti akan selalu bertemu dangan masalah dan kendala. Tiap manusia mempunyai cara berbeda-beda dalam bereaksi terhadap masalah, ada yang tetap tenang, namun banyak juga yang takut atau bahkan hingga panik. Beberapa di antaranya stress, depresi akut hingga jatuh sakit parah. Beda karakter, beda pula cara bersikap. Itu semua manusiawi.
    Kita, suami dan istri maupun anak-anak seringkali mengalami ketakutan di lingkungannya. Target penjualan yang selalu dinaikkan oleh manajemen kantor setiap tahun, atau bagi ibu-ibu pusingnya mengelola keuangan rumah tangga yang mepet dimana harga bahan kebutuhan pokok melambung tinggi, atau stress menjelang ujian nasional bagi anak-anak kita di sekolah. Semua orang pasti takut, tapi belum tentu semuanya panik.





Takut
Wikipedia menjelaskan rasa takut sebagai : suatu tanggapan  emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya.
    Namun takut berbeda dengan 'jijik'. Rasa takut akan hilang manakala dihadapi beramai-ramai. Misal takut akan kegelapan, bila si subyek ditemani oleh orang banyak masuk dalam kegelapan, maka rasa takut itu akan hilang. Sebaliknya rasa 'jijik' itu tidak akan hilang walaupun si subyek telah ditemani oleh orang banyak. Misalnya jijik terhadap kecoa dan cacing, walau telah ditemani oleh orang banyak, subyek kita belum tentu sanggup untuk memegang kecoa atau cacing tanah.

 
    Rasa jijik pun berbeda-beda di setiap orang. Ada yang jijik pada ulat atau kumbang, namun tidak jijik pada lalat. Ada yang tidak jijik pada ulat, namun jijik pada bulu ayam. Pengalaman di masa kecil, terutama pengalaman yang tidak nyaman dan mencemaskan akan terekam di memori otak kita hingga kita dewasa nanti. Secara alam bawah sadar (id menurut Sigmund Freud) hal itu akan mempengaruhi dan mengendalikan alam sadar kita (ego).

     Menurut Anda, ular itu menakutkan atau menjijikkan? Jawabannya bisa menakutkan, bisa pula menjijikkan, atau bahkan sekaligus kedua-duanya.
     Mungkin Anda akan tertawa ngakak bila pernah mendengar ada orang yang secara refleks meloncat ke atas meja manakala mendengar ada tikus masuk ke dalam ruangan. Ini serius sudah terjadi, dan bisa jadi Anda salah satunya yang pernah meloncat itu.

Panik
Lalu apa bedanya dengan panik? Wikipedia menjelaskan panik sebagai suatu kondisi kecemasan yang sangat berat yang disertai dorongan untuk lari atau bersembunyi sewaktu menghadapi suatu kondisi yang dirasakan berbahaya atau mengancam. Rasa takut yang muncul tiba-tiba ini dapat menghilangkan kemampuan berpikir dan memengaruhi kelompok atau individu manusia atau hewan  yang awalnya cenderung untuk menyebabkan sikap diam tak bisa berbuat apa-apa. Panik umumnya timbul pada kondisi bencana, atau kekerasan seperti perampokan dan  penjarahan yang dapat membahayakan kesehatan atau jiwa. Kata ini berasal dari nama dewa mitologi Yunani 'PAN' yang memiliki kemampuan menimbulkan ketakutan untuk sendiri atau berada di daerah terbuka.
     Lebih lanjut dijelaskan lagi, panik sebenarnya adalah kondisi alami pada setiap orang. Panik dalam kadar ringan yang datang hanya sesekali, adalah hal biasa. Tapi, jika cemas atau panik datang berulang dalam kadar tinggi, sehingga aktivitas kerja Anda terganggu, sebaiknya Anda waspada. Pasalnya, ada kemungkinan, panik Anda sudah menjadi gangguan klinis. Tiga dari empat penderita gangguan panik adalah wanita. Wanita karier seringkali mengalami panik. Gangguan panik yang parah bisa berujung pada agoraphobia (fobia berada di tengah banyak orang). Penderita agoraphobia sering takut tanpa alasan jelas, bila dirinya berada di tempat terbuka atau harus keluar dari rumah.

     Panik mempunyai efek yang tidak baik bagi penyelesaian masalah. Panik membuat kita tidka mampu berpikir dengan jernaih dan tenang, sehingga solusi yang diambil pun umumnya serba tergesa-gesa dan tidak optimal.

Cao Cao
     Dalam mitologi China yang berjudul Sam Kok (Tiga Kerajaan), ada karakter bernama Cao Cao. Cao Cao dilukiskan sebagai pemimpin dan panglima perang hebat, banyak akal dan sekaligus diposisikan sebagai antagonist. Cao Cao lahir pada tahun 155 SM di kawasan Bozhou, China, dan wafat pada tahun 220 di Louyang, China.


     Ada suatu episode dari petualangan Cao Cao yang sangat tepat untuk melukiskan akibat dari rasa panik yang berlebihan. Dalam suatu peperangan Cao Cao beserta pasukannya mengalami kekalahan hebat. Pasukannya kocar-kacir, dan Cao Cao melarikan diri seorang diri ke dalam hutan. Namun Cao Cao belum tenang, karena dia tahu bahwa pasukan musuh telah menyebar mata-mata untuk mencari, menangkap dan memenggal kepalanya.
    Di salah satu persembunyian, dalam keadaan lapar dan lelah, Cao Cao lari ke rumah salah seorang kerabat jauh di suatu distrik pelosok China. Cao Cao disambut sang paman dan bibi dengan tangan terbuka. Sang paman bahagia sekali dikunjungi Cao Cao, sehingga memerintahkan kepada istrinya untuk pergi ke pasar membeli babi untuk berpesta makan malam menyambut Cao Cao. Lalu kepada putranya yang masih remaja, si paman memerintahkan untuk mengasah parang di dapur agar tajam, supaya mudah untuk menyembelih babi. 
    Cao Cao masih merasa takut dan panik dalam pelariannya. Walau telah nyaman beristirahat di dalam kamar rumah sang paman, Cao Cao masih merasa was-was pada lingkungan sekitarnya. Sayup-sayup Cao Cao sempat mendengar si paman memerintahkan istrinya pergi ke pasar, dan mekanisme otak Cao Cao menterjemahkan kalimat itu sebagai perintah untuk melaporkan keberadaan Cao Cao ke pasukan musuh. Cao Cao marah besar.

    Kemarahan Cao Cao pada keluarga pamannya semakin menjadi-jadi saat dia mendengar suara golok diasah. Cao Cao yang besar di medan perang, paham sekali dengan jenis suara-suara senjata. Otak panik Cao Cao mengambil kesimpulan bahwa keluarga paman sedang melakukan konspirasi untuk membunuhnya.
    Cao Cao tanpa pikir panjang segera bangkit dari kamar peristirahatannya dan menghunus pedangnya. Dalam kemarahannya Cao Cao membantai sang paman beserta anak remajanya. Setelah puas membantai, Cao Cao pergi meneruskan pelariannya.
   Istri paman yang pulang dari pasar membawa babi hanya bisa menangis saat melihat kondisi rumahnya sudah hancur dan keluarganya telah tewas semua terbunuh.



MORAL
Tragis, bukan?
    Moralnya jelas, kita boleh merasa takut, namun jangan pernah ketakutan itu lantas membuat panik. 
    Cao Cao mungkin akan menyesali perbuatannya, namun bila nasi telah menjadi bubur, maka penyesalan itu tiada guna. Tidak akan mampu menghidupkan kembali paman dan keluarganya.
     BBM naik, harga daging sapi, jengkol dan petai naik tinggi tidak akan membuat kita panik.Life goes on. Mari kita tetap berpikir secara tenang, menjalani kehidupan ini serta berdoa pada Tuhan agar memberi kita kekuatan. Jangan memberi ruang pada kecemasan hari esok, marilah kita hidup di hari ini saja. Ada doa yang segera dijawab Tuhan, ada juga doa yang belum atau tidak dijawab oleh Tuhan. Bila Tuhan tidak juga menjawab doa-doa kita, tentu Tuhan mempunyai pertimbangan khusus bahwa itu adalah pilihan terbaik buat kita, dan percaya Tuhan akan membuka 'jendela' lainnya buat kita.
     Selamat siang.


Tidak ada komentar: